Thursday 23 June 2016

'Plan' it's yours but 'Decision' in Him ...(2)

                                                                                                                                                            penyemangat diri sendiri dan orang lain :)


Sebelumnya, aku sudah pernah tulis sebuah artikel yang mewakili perasaanku pada saat itu juga. Perasaan itu tertuang di dalam sini 
Tau gak, Tuhan itu punya jawaban untuk setiap doa dari masing-masing kita. Kamu juga pasti tau akan hal itu. Jawaban dari dia hanya 3, yaitu YA, TIDAK, dan TUNGGU.
Yaaa, rencana-rencana yang sudah kita rancang pasti kita selipkan dalam untaian doa kita padaNya. Pastinya begitu dong. Coba pikir pikir lagi, ketiga jawaban itu tanpa kita sadari sudah kita lewati satu per satu, meskipun butuh proses yang panjang. Coba refleksikan kembali setiap rancangan yang sudah kamu coret dari list kamu.

Saat aku menulis artikel yang aku sebutin di atas, ada sebuah rencana yang berada dalam posisi top list ku. Rencana yang sudah sangat lama aku tunggu hasilnya. Rencana itu masuk dalam top list-ku karena sudah kurang lebih 3 tahun aku melaluinya bersama dengan mereka, orang-orang yang sangat kukasihi dan sangat mengasihiku. Pastinya rencana itu selalu kuselipkan dalam untaian doaku.
Tuhan benar benar kasih proses yang panjang untuk jawaban dari rencanaku ini. Benar-benar panjang dan sangat melelahkan. Semuanya lelah, aku lelah, mereka juga lelah dan terkhusus si emak (alias Ibuku) pasti juga amat sangat lelah.
Tapi Tuhan gak pernah ngebiarin kita sendiri.
Terkadang Tuhan membiarkan kita berjalan sendiri, meskipun kita tertatih-tatih tapi dia selalu di belakang kita kok. Layaknya orang tua yang sedang mengawasi kita untuk belajar berjalan. Saat jatuh, tanganNya pasti terulur ke hadapan kita, tergantung kita apakah kita akan menyambut tangan itu atau tidak.

Dalam proses 3 tahun itu, aku sadar, terkadang aku tidak menyambut tangan itu dan terkadang meminta tangan itu terulur kembali dan Dia akan dengan senang hati mengulurkan tangan itu kembali kepada kita. Sering begitu.
Penyakit itu ada dalam tubuh Ibuku kurang lebih 3 tahun, jahat dan sangat jahat. Aku, ayahku dan adik-adikku menyaksikan bagaimana dia sedikit demi sedikit mengurangi kelincahan ibuku, mengurangi senyum dan tawa dari bibirnya, mengurangi kata-kata cerewetnya saat dia sedang marah, mengurangi kekuatan fisiknya untuk berjalan, berbicara, terutama memeluk kami dan perlahan-lahan semua hal itu hilang.
Dalam proses itu, tidak bisa dibantah, bahwa kami pernah marah pada Tuhan, pernah meragukan Tuhan dalam hidup kami. Tapi kami masih saling memiliki, kami saling menguatkan, aku, Ayah dan adik-adikku. Dibalik cobaan itu, ada berkat indah yang Tuhan salurkan untuk kami masing-masing. Berkat yang tidak akan ternilai untuk keluarga kami.

Serius banget nih ceritanya. Nulis ini aja udah pengen nangis rasanya, tapi gak boleh, harus tetap semangat.
Tau gak, akhirnya Tuhan kasih jawaban untuk rencana utamaku itu.
Tadi aku belum sebutin rencananya kan. Nah, rencanaku itu adalah ingin memberikan obat terbaik lewat penghasilan yang sudah kumiliki dibantu oleh adikku. Tapi kembali lagi, rencana kita yang menyusun, tetapi keputusan tetap di tangan Tuhan. Aku dan pastinya keluargaku selalu berdoa untuk kesembuhan Ibuku. Kami pengen dia pulih seperti dulu lagi dan Tuhan menjawab YA. Ibuku sudah bahagia bersamaNya disana. Melihat kami dari kejauhan dengan tersenyum. Rasa sakit itu sudah hilang dan sembuh. Tuhan memberikan kesembuhan yang seutuhnya untuk Ibuku. Kesembuhan yang bukan karena perbuatan manusia, tapi kesembuhan yang benar benar berasal dariNya.

Terkadang jawaban YA gak selalu menyenangkan hati seorang manusia seperti kita, karena kita gak tahu dengan cara apa Tuhan memberikan jawaban YA sama kita. Untuk kasusku ini kalau ada kata yang bisa menggambarkan perasaan sedih, aku pilih kata itu deh, tapi kayaknya gak ada. Aku udah ga bisa lagi ngerasain pelukan dari seorang Ibu, cerewetan dari seorang Ibu, suara lembutnya, suara tawanya. Kalau dipikir pikir sih, wahhhhhhhh, luar biasa sedihnya. Tapi aku masih punya adik-adik dan seorang Ayah yang sangat luar biasa. Aku juga harus menjadi kuat dan semangat seperti Ibuku yang 3 tahun ini sudah berjuang melawan sakit itu demi kami anak-anaknya.

Terkadang aku juga ga bisa membendung tangisanku di malam hari saat aku rindu sekali dengan Ibuku. Rindunya itu loh bikin sesak. Sesak sekali. Yang bisa aku lakuin hanya membiarkan tangisan itu keluar dan tentunya sambil berdoa. Beneran, ini beneran.
Hahhhhhh, ora iso dideskripsikanlah pokoknya. Tapi harus selalu ingat, kita punya Tuhan yang gak akan pernah ninggalin kita, meskipun terkadang kita nakal :'). Terimakasih Tuhan, jagain si emak (Ibu) disana yaa. Sampaikan rasa rindu kami padanya.
Buat kamu kamu yang disana tetap semangat juga :)




0 comments:

Post a Comment