Thursday 24 November 2016

Annoyed

Hari ini aku lebih memilih untuk memasang earphone di telingaku untuk menunjukkan pada mereka mereka bahwa aku tidak ingin diganggu. Tidak ingin diperintah, ataupun dimintai tolong oleh siapapun "UNTUK SEMENTARA", karena aku tahu ini tidak mungkin berlangsung lama. Sebenarnya mungkin, tapi tidak untuk disarankan.

Aku melakukan ini di kantor, hmmpp, sedikit tidak etis memang tapi aku memang benar benar tidak ingin diganggu sedikit pun.
Bahkan seutas senyum pun tidak berniat untuk kumunculkan. :D
yah sudahlah, terserah mereka berpikir apa, tapi aku benar benar kecewa


Rasanya pengen cepat cepat berpindah hari ini dari tempat yang dikasih label "KANTOR".


Tapi, dengan sigap setelah kesal melanda, alarm di kepalaku berbunyi, dengan tulisan "kenapa harus pusing, kan ada bapak di rumah". Langsung saja aku ambil telpon genggamku dan dengan sigap menelepon pria luar biasa yang ada di seberang pulau sana.
Segera setelah mendengar suaranya, air mata malah keluar. Rasanya kesal, lelah, ingin pulang, rindu emak semuanya bercampur dengan diwakili oleh buliran air mata yang gak kenal ijin langsung keluar
hahahahhaha...

bagitulah, nasib seorang anak gadis perantauan, jauh dari pelukan orgtua maupun saudara sedarah yang benar benar ampuh untuk ngobatin yg namanya apapun.
Huaaaaaa.....
Just miss all of that so much guys :')

Sunday 28 August 2016

Manusia Bumi dan Hujan

Hei, Kamu
ya kamu, ribuan titik air hujan
Lagi lagi kamu terjun bebas
Tanpa ijin dari siapapun
Sesukamu

Sedang apa kamu
Berusaha menembusnya?
Aku tidak akan mengijinkannya
Tidak! Bahkan sekalipun

Tapi, hei... Tunggu dulu
Kamu terlihat indah saat berusaha menembusnya
Aku serius, itu indah

Hei, Kamu
ya kamu, yang berdiri di bawah kaca bening
Lagi lagi kamu menghindariku
Takut, cihh....
Seperti tahu busuk jatuh berserakan, keberanianmu

Sedang apa kamu
Berlindung?
Aku akan berusaha menembusnya
tunggu waktunya

Tapi, heii... Tunggu dulu
Aku tidak berniat manykitimu
Percayalah, kamu akan menyukainya

290816, Manusia Bumi dan Hujan




Monday 22 August 2016

none.. I think so

Di saat aku tidak melakukan apa apa
yang terlintas di pikiranku hanya dirimu Ma.

Kakak kangen kali sama mama.
Tapi kakak hanya bisa nyampein kangen kakak lewat doa
Gak bisa kakak ungkapkan seberapa besar kangen kakak ke mama
Cuma dengan nangis, bisa membuat perasaan lega

Tetapi leganya cuma sesaat aja ma
Kakak kangen suara mama
Kakak kangen pelukan mama
Kakak kangen kalimat cerewetnya mama
Kakak kangen amarahnya mama

Hhuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..
Rasanya gak terkatakan
Kakak kangenn kali
Amat sangat kangen
Sebagian kekuatan kakak hilang rasanya
Sekarang tinggal kakak yg minta bantuan Tuhan untuk tetap kuat dan tersenyum

Sunday 21 August 2016

Yang terutama, dirimu..

Kembali duduk di tempat biasa.
Tempat yang selalu menjadi saksi di saat aku sangat merindukan kalian
terutama dirimu....
Malam yang juga menjadi teman untuk kembali ke kenangan kenangan indah itu
entah bintang juga ikut mendengar, aku tidak tau.

Aku lebih memilih untuk berdiskusi dengan diriku sendiri
tak ingin orang lain memecah ingatanku pada kenanganku bersama dengan mereka
lagi lagi yang terutama dengan dirimu

Di sudut sana terdengar seseorang yang tertawa bahagia
Tawa yang mengingatkanku saat bersamamu
Saat kita membicarakan hal yang lucu tentunya

Di sudut yang lainnya terdengar teriakan kecil dan kadang melembut
kembali mengingatkanku saat bersamamu
saat kau sedang tidak sependapat denganku

Di sudut yang lainnya, aku melihat wanita paruh baya berjalan dengan gadisnya
kembali, kenangan itu menusuk area untuk bernafas
aku tak tahan lagi untuk pemandangan itu

Benar, aku sangat sangat merindukan tangan halusmu
suara mu yang bisa menenangkanku
pelukan yang sangat nyaman
hanya darimu.


Friday 8 July 2016

Choosing?

Rangkaian kalimat ini aku mulai pada saat jarum dari sebuah benda bundar yang menghiasi dinding putih menunjukkan angka 11 ditemani dengan penerangan buatan karena matahari sudah enggan untuk menunjukkan dirinya kepada orang orang-orang. Harus mulai dari mana ya? Hmppppp.... begini saja, aku ceritakan tentang apa yang akan aku tulis malam ini. Aku dapat sebuah buku dari seseorang. Seseorang yang tentunya baik karena bersedia memberikan sebuah buku yang sudah dibumbui dengan tanda tangan asli si penulis. Terimakasih untukmu.

Buku ini punya dua judul, yang satunya ‘PERCAYA CINTA’ dan yang satunya lagi adalah antonimnya, yaitu ‘TAK PERCAYA CINTA’. Entah kenapa aku secara spontan menyebutkan judul percaya cInta terlebih dahulu dibanding tak percaya cinta.
Buat kakak penulis buku –Alldo Felix Januardy & Muthia Zahra Feriani-, terimakasih sudah meluangkan waktu menuntun pena kakak menari-nari di atas lembaran kertas yang awalnya kosong sehingga memberikan inspirasi untuk si pembaca dan terimakasih juga sudah mengoreskan tinta pena kakak untuk menuliskan nama seseorang tersebut di lembaran awal buku ini. Aku berharap suatu saat nanti kakak bisa membaca tulisan singkat dan sederhana ini. Semoga.

Sama seperti judul pertama yang aku sebutkan sebelumnya, secara spontan aku membuka lembaran demi lembaran dari judul tersebut ‘PERCAYA CINTA’. Di awal membaca buku ini aku terbuai dengan kata kata manis dari dari setiap kalimat buku ini. Aku merasa pernah jadi bagian cerita dari buku ini. Kamu juga pasti merasakan hal yang sama jika membaca bagian ini. Aku dibawa kembali ke masa-masa dimana aku pernah merasa dikasihi dan mengasihi (aku pilih kata kasih dibanding cinta, karena yang aku tau, kasih itu lebih indah dari hanya sekedar cinta). Tidak disengaja ingatan itu membuat bibirku tersenyum. Tetapi setelah membaca lembar-lembar berikutnya, ini terlalu manis, ini terlalu membosankan, dan klise. Ada perasaan untuk berhenti membaca bagian ini dan membuka lembaran awal di bagian lain. Tetapi aku urungkan niat ini dan melanjutkan membca meskipun dengan sedikit tidak bersemangat karena ini terlalu MANIS dan KLISE. Ya, begitulah yang kurasakan hingga sampai pada epilog bagian ini.

Aku beralih ke bagian lain buku ini, yaitu TAK PERCAYA CINTA. Aku membaca lembaran demi lembaran, dan kamu tau apa yang aku pikirkan, ini terlalu PAHIT dan karakter dalam bagian ini selalu membohongi dirinya sendiri. Kamu tau tidak, karakter dalam buku ini memang sangat tidak percaya sama yang namanya cinta, tapi dia gak sadar kalau sebelum dia bilang di tidak percaya cinta, dia sudah lebih dahulu melalui fase yang namanya percaya cinta. Itu yang membuatku merasa bahwa karakter ini membohongi dirinya sendiri –tanpa sadar- Hal ini membuatku tidak terlalu bersemangat untuk melanjutkan cerita ini. Hingga sampai pada epilog, aku tiba tiba menemukan sesuatu.

Ya, epilog yang ada pada bagian TAK PERCAYA CINTA menceritakan perasaan dari orang yang berbeda dari yang ada pada epilog PERCAYA CINTA, tapi mereka memiliki sebuah hubungan yang istimewa, yaitu pernah mengasihi dan dikasihi. Pada saat membaca ulang epilog kedua bagian buku ini, aku merasa ini bagian yang lengkap. Berbeda dengan membaca satu per satu bagian dari buku ini, terasa ada yang kurang, bosan, klise, terlalu pahit, terlalu manis. Kedua bagian ini –percaya dan tidak percaya cinta- adalah bagian yang saling melengkapi. Awalnya kamu tidak percaya dengan cinta tetapi Tuhan sudah menyiapkan seseorang yang mengasihimu apa adanya dan akhirnya kamu akan percaya dengan adanya cinta. Awalnya kamu percaya dengan cinta, namun saat kemu merasa kecewa dan disakiti, kamu akan memutuskan pemikiran untuk tidak percaya lagi dengan cinta, tapi suatu saat nanti kamu akan memutuskan kembali untuk percaya dengan cinta. Tuhan menciptakan kita manusia dengan cinta dan itu adalah awalnya kita percaya dengan adanya cinta. Cinta yang tulus dari pencipta dengan ciptaanNya, begitu juga dengan sesama kita. Percaya cinta dan tidak percaya cinta adalah bagian yang tak bisa dipisahkan. Jika salah satu saja yang kita alami, bagian dari hidup kita seperti ada yang hilang dan membosankan, perasaan yang sama saat aku membaca masing-masing bagian buku ini. Buku ini memiliki dua sisi tetapi uniknya dikemas dalam satu buku. Sisi yang satunya adalah percaya cinta dan sisi satunya lagi tidak percaya cinta. Ini benar benar unik, kakak penulis pengen ngasih tau ke kita bahwa dua bagian ini adalah satu, saling melengkapi. Aku ambil perumpamaan aja deh. Sinar matahari bila bertemu dengan titik air hujan akan memunculkan sebuah pelangi yang indah dan seperti kumpulan keping-keping puzzle yang saat disusun tetapi ada bagian yang hilang, kita tidak tau apa yang ingin disampaikan puzzle itu kepada kita saat dia tersusun utuh. Aku memilih dua duanya. Yaa, pada akhirnya aku memilih untuk percaya cinta dan tidak percaya cinta.
Bagaimana dengan kamu? Iya, kamu :)


Terimakasih untuk kak Alldo dan kak Muthia, dan juga untuk seseorang yang memberikan buku ini.

Thursday 23 June 2016

'Plan' it's yours but 'Decision' in Him ...(2)

                                                                                                                                                            penyemangat diri sendiri dan orang lain :)


Sebelumnya, aku sudah pernah tulis sebuah artikel yang mewakili perasaanku pada saat itu juga. Perasaan itu tertuang di dalam sini 
Tau gak, Tuhan itu punya jawaban untuk setiap doa dari masing-masing kita. Kamu juga pasti tau akan hal itu. Jawaban dari dia hanya 3, yaitu YA, TIDAK, dan TUNGGU.
Yaaa, rencana-rencana yang sudah kita rancang pasti kita selipkan dalam untaian doa kita padaNya. Pastinya begitu dong. Coba pikir pikir lagi, ketiga jawaban itu tanpa kita sadari sudah kita lewati satu per satu, meskipun butuh proses yang panjang. Coba refleksikan kembali setiap rancangan yang sudah kamu coret dari list kamu.

Saat aku menulis artikel yang aku sebutin di atas, ada sebuah rencana yang berada dalam posisi top list ku. Rencana yang sudah sangat lama aku tunggu hasilnya. Rencana itu masuk dalam top list-ku karena sudah kurang lebih 3 tahun aku melaluinya bersama dengan mereka, orang-orang yang sangat kukasihi dan sangat mengasihiku. Pastinya rencana itu selalu kuselipkan dalam untaian doaku.
Tuhan benar benar kasih proses yang panjang untuk jawaban dari rencanaku ini. Benar-benar panjang dan sangat melelahkan. Semuanya lelah, aku lelah, mereka juga lelah dan terkhusus si emak (alias Ibuku) pasti juga amat sangat lelah.
Tapi Tuhan gak pernah ngebiarin kita sendiri.
Terkadang Tuhan membiarkan kita berjalan sendiri, meskipun kita tertatih-tatih tapi dia selalu di belakang kita kok. Layaknya orang tua yang sedang mengawasi kita untuk belajar berjalan. Saat jatuh, tanganNya pasti terulur ke hadapan kita, tergantung kita apakah kita akan menyambut tangan itu atau tidak.

Dalam proses 3 tahun itu, aku sadar, terkadang aku tidak menyambut tangan itu dan terkadang meminta tangan itu terulur kembali dan Dia akan dengan senang hati mengulurkan tangan itu kembali kepada kita. Sering begitu.
Penyakit itu ada dalam tubuh Ibuku kurang lebih 3 tahun, jahat dan sangat jahat. Aku, ayahku dan adik-adikku menyaksikan bagaimana dia sedikit demi sedikit mengurangi kelincahan ibuku, mengurangi senyum dan tawa dari bibirnya, mengurangi kata-kata cerewetnya saat dia sedang marah, mengurangi kekuatan fisiknya untuk berjalan, berbicara, terutama memeluk kami dan perlahan-lahan semua hal itu hilang.
Dalam proses itu, tidak bisa dibantah, bahwa kami pernah marah pada Tuhan, pernah meragukan Tuhan dalam hidup kami. Tapi kami masih saling memiliki, kami saling menguatkan, aku, Ayah dan adik-adikku. Dibalik cobaan itu, ada berkat indah yang Tuhan salurkan untuk kami masing-masing. Berkat yang tidak akan ternilai untuk keluarga kami.

Serius banget nih ceritanya. Nulis ini aja udah pengen nangis rasanya, tapi gak boleh, harus tetap semangat.
Tau gak, akhirnya Tuhan kasih jawaban untuk rencana utamaku itu.
Tadi aku belum sebutin rencananya kan. Nah, rencanaku itu adalah ingin memberikan obat terbaik lewat penghasilan yang sudah kumiliki dibantu oleh adikku. Tapi kembali lagi, rencana kita yang menyusun, tetapi keputusan tetap di tangan Tuhan. Aku dan pastinya keluargaku selalu berdoa untuk kesembuhan Ibuku. Kami pengen dia pulih seperti dulu lagi dan Tuhan menjawab YA. Ibuku sudah bahagia bersamaNya disana. Melihat kami dari kejauhan dengan tersenyum. Rasa sakit itu sudah hilang dan sembuh. Tuhan memberikan kesembuhan yang seutuhnya untuk Ibuku. Kesembuhan yang bukan karena perbuatan manusia, tapi kesembuhan yang benar benar berasal dariNya.

Terkadang jawaban YA gak selalu menyenangkan hati seorang manusia seperti kita, karena kita gak tahu dengan cara apa Tuhan memberikan jawaban YA sama kita. Untuk kasusku ini kalau ada kata yang bisa menggambarkan perasaan sedih, aku pilih kata itu deh, tapi kayaknya gak ada. Aku udah ga bisa lagi ngerasain pelukan dari seorang Ibu, cerewetan dari seorang Ibu, suara lembutnya, suara tawanya. Kalau dipikir pikir sih, wahhhhhhhh, luar biasa sedihnya. Tapi aku masih punya adik-adik dan seorang Ayah yang sangat luar biasa. Aku juga harus menjadi kuat dan semangat seperti Ibuku yang 3 tahun ini sudah berjuang melawan sakit itu demi kami anak-anaknya.

Terkadang aku juga ga bisa membendung tangisanku di malam hari saat aku rindu sekali dengan Ibuku. Rindunya itu loh bikin sesak. Sesak sekali. Yang bisa aku lakuin hanya membiarkan tangisan itu keluar dan tentunya sambil berdoa. Beneran, ini beneran.
Hahhhhhh, ora iso dideskripsikanlah pokoknya. Tapi harus selalu ingat, kita punya Tuhan yang gak akan pernah ninggalin kita, meskipun terkadang kita nakal :'). Terimakasih Tuhan, jagain si emak (Ibu) disana yaa. Sampaikan rasa rindu kami padanya.
Buat kamu kamu yang disana tetap semangat juga :)




'Plan' it's yours but 'Decision' in Him

Late post, created in March 2016

Hari ini bener-bener ngebosanin. Ini hari ketiga aku free dari yang namanya project kantor. Hari pertama itu wow, rasanya seneng bnaget, bahagia, sulit diungkapin deh. Hari kedua, yah mulai kerasa tuh bosannya, mulai bingung mau ngapain. Hari ketiga, sumpah ini ngebosanin banget. Tapi yaa, dinikmati aja dulu, mumpung lagi free, jadi bisa oprek oprek apapun yang lagi booming sekarang di dunia luar selain dunia kantor.
Nah, tau gak sih kalau lagi free gini, pikiran kita itu bisa melayang-layang kemana-mana. Soalnya :
1. Lagi gak dipenuhi sama yang namanya bisnis proses dari project yang di-assign ke kita
2. Lagi gak dipenuhi sama pertanyaan 'gimana ya caranya supaya bisa ngebuat kayak begini?'
3. Lagi gak dipenuhi sama pertanyaan  'X (anggap saja namanya), udah sampai mana progress projectnya? Ada kendala kah?' Udah pada tau lah ya, pertanyaan itu datangnya dari mana atau dari siapa?
4. Kamu pasti ngrasain gimana rasanya kamu harus mikir ulang lagi sama yang udah kamu rancang di otak kamu     karena apa yang ada di dalamnya sudah berantakan dan butuh waktu untuk nyusun balik hanya karena tiba-tiba mendadak di panggil buat meeting (lupa abis mikirin apa).
5. Buat yang masih baru kerja dan punya sifat menjunjung tinggi 'segan buat ngeganggu atasan untuk menanyakan sesuatu'. Pasti kamu butuh waktu untuk mengumpulkan keberanian dan menyusun pertanyaan apa yang bakalan kamu tanyakan. (I know that feel. hihihihihi)
6. Masih banyak lagi deh pokoknya.
Dikarenakan beberapa hal di atas, coba tebak apa yang aku pikirin? 
Weitsss, tunggu dulu, mau tau aja atau mau tau banget ? Hahahaha.
Tuh, aku kepikiran judul yang di atas "plan it's yours but decision is in Him". Sok bijak banget kan? Tapi ya itu dia, kayaknya ada malaikat yang tiba tiba bisikin sesuatu. Padahal tau gak sih, kalau aku habis baca cerita horor yang di share sama teman seperjuangan. 
Kalau kamu-kamu penyuka cerita horor, boleh dicoba deh. Soalnya konon katanya, cerita ini real loh. Penasaran? Nih, aku kasih linknya deh http://m.kaskus.co.id/thread/56edafb531e2e6a77a8b4569. Percaya deh, ini bukan lagi promosi tapi cerita horor ini kasih pesan yang bagus banget buktinya habis baca cerita horor, kepikiran sama judul di atas. Meskipun pesan cerita itu gak ada hubungannya sama pesan cerita ini. Hahahahaha :D
Sebenernya aku juga bingung kenapa aku kepikiran kesana. Gatau gimana algoritmanya bisa dapat output begitu (programmer banget ya). Ketahuan deh!. Yups, aku itu seorang developer lulusan sebuah Institusi yang terletak di daerah terpencil tapi bukan berarti pola pikirnya terpencil justru selangkah lebih maju. Iya, cewek, emang kenapa kalau cewek? 
Oke oke, back to topic :)
Yah, aku kepikiran gitu karena tadi aku tiba tiba sadar, ternyata sekarang aku udah umur tiiiiiiiitttttttt (sensor). Hahahaha... Yang jelas masih muda kok.
Aku udah bisa sampai ke tahap ini, banyak loh rencana-rencana yang udah aku buat tapi gak semuanya terelealisasi. Ada satu hal yang benar benar aku pengen, kamu kamu juga pasti punya sesuatu hal yang jadi prioritas utama dalam list rencana kamu. Coba deh bayangin, kamu udah bikin timeline untuk rencana kamu, bahkan sampai waktu deadline tiba tapi list itu belum berubah status menjadi terlaksana.
Nah, balik lagi ke kalimat yang paling atas. Biar pun gak semua rencana yang udah aku rancang untuk hidupku terealisasi, ternyata Dia punya rancangan yang lebih baik lagi.
Di kitab suci ajaran agamaku juga bilang kayak gitu, tertulis di Amsal 16:9, isinya 
Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.
Aku juga yakin di ajaran agama yang lainnya juga pasti berkata hal yang sama.
Coba deh kamu ingat-ingat lagi apa yang udah kamu rancang sebelumnya, gak semua terealisasi kan, 
but you still survive until this time even tough it's hard. At least you still survive.
Percaya deh, kita bisa tetap survive itu bukan karena kekuatan kita sendiri tapi uluran tanganNya yang selalu tersedia buat kita saat kita ngebutuhin Dia.
Sekarang ini aku juga lagi ngejalanin rancangan Tuhan yang aku yakin ini juga salah satu rancangan terbaikNya dalam hidupku setelah rancangan sebelumnya yang membuatku sampai ke tahap ini (meskipun ini awal segalanya). Rancangan yang dia buat sekarang itu benar-benar kasih aku pemikiran yang lebih dewasa, hati yang semakin kuat dan tegar, menyadari kelemahanku sebagai manusia. Yaaa, meskipun aku belum dapat itu sepenuhnya, tapi ini proses yang Dia kasih untuk mencapai hal yang lebih baik lagi dan aku akui proses ini sulit. Tapi aku yakin semuanya akan indah pada waktunya.
Just believe in Him and always hold His hands.
Oh iya, ingat kan sama pepatah yang bilang ORA ET LABORA, BERDOA SAMBIL BEKERJA jangan sampai kebalik loh. Kalau kita pegang prinsip itu, yakin deh Dia akan sangat mempertimbangan setiap rencana kita
Buat kamu-kamu yang sekarang lagi ada di proses sulit yang udah dirancangkan oleh-Nya, tetap semangat, percaya deh kamu bisa melalui rancangan yang udah disusun Dia buat kamu. Dia udah nyiapin rancangan kehidupan kita masing-masing dan rancangan itu adalah rancangan terindah. Percaya gak percaya aku punya imajinasi kalau Dia itu punya perpustakaan yang besar banget yang nyimpan buku-buku kehidupan kita dan di sampul buku itu sudah diukir dengan nama kita masing-masing
Huaaaaaaa, sok bijak banget. Tapi ini ngalir gitu aja, beneran. Semangat buat kita-kita yang percaya kalau rancangan indah itu selalu ada buat kita dan ingat tetap tersenyum :)
Oh iya, hari ini Jumat.
Sekian

Tuesday 3 May 2016

Tinta Pena

ada beberapa hal yang sulit dihindari
yaa, salah satunya perpisahan
bukan perpisahan untuk selamanya
tapi perpisahan semu

meskipun semu......

tinta pena ini sebagai perwakilan
perwakilan untuk menyampaikan beberapa hal
yang tiap goresannya diselimuti ketulusan
ketulusan yang diciptakan karena sebuah hubungan

setiap ketulusan itu berisi doa
tentunya untuk setiap kesuksean
tentunya untuk setiap kesehatan
tentunya untuk setiap rencana

tinta pena ini juga perwakilan 
untuk menyampaikan ketulusan itu 
pada Tuhan Sang Pencipta

04 Mei 2016 - dedicated to 'mba Dwina' 

Friday 29 April 2016

pergi, keinginanmu kah?

entahlah, aku tidak tahu
dimana jarum jam itu beristirahat

karena di saat itulah, angin menghampiriku
memberikan sebuah pesan
pesan yang aku tak tau harus bereaksi seperti apa

pesan yang memaksa hatiku bergejolak
pesan yang memaksa pikiranku untuk kacau
pesan yang memaksa butiran itu jatuh

apakah kau tau, pesan apa yang disampaikan?
kau ingin tahu?

Arghhh.
untuk apa kau bertanya?
bukankah kau yang meminta angin untuk menyampaikannya?

ya, kau..
kau yang tega memberikan perintah itu kepada angin
sebuah perintah untuk menyampaikan kepergianmu
yang hanya meninggalkan kenangan dan nama

pergi, keinginanmu kah?
entahlah
hanya kau dan Tuhan yang mengetahuinya

29 April 2016 - dedicated to 'trinova lumbangaol'

sebuah pengakuan

ditemani oleh titik air hujan

bertanya kepada sebuah hati
apakah ini memang waktu yang tepat
bertanya kepada sebuah pikiran
kata seperti apa yang pantas bibir ucapkan

termenung dalam imajinasi yang tak terbendung
berputar dalam sebuah pilihan
kata-kata yang seolah tak ingin disentuh
membuat waktu bergulir begitu cepat

aku tak ingin waktu mendahuluiku
aku ingin mengumpulkan desibel bunyi sebanyak mungkin
seperti titik air hujan yang bersatu 
membentuk sebuah pasukan yang kuat

sehingga
takkan ada pasukan lain yang menghalangiku
untuk menyampaikan setiap desibel bunyi itu

aku berharap, sangat berharap
kau tidak berada dalam ruang vakum
agar desibel itu merambat melalui telingamu
untuk mendengar sebuah pengakuan 

ya, sebuah pengakuan 
yang akan menerobos masuk menuju hati dan pikiranmu


Wednesday 6 April 2016

16 + 9 = 25 ...(3)

Gilang menutup catatan kecilnya, menghela nafas panjang dan membaringkan dirinya di hamparan pasir putih. Matanya lurus memandang langit biru yang sudah dinodai oleh semburat oranye pertanda matahari akan kembali beristirahat seperti Gilang yang saat ini juga sangat ingin beristirahat dari kelelahannya untuk sejenak.
Tepat di sebelah Gilang berbaring seorang gadis seperti sedang ikut terhanyut dalam peristirahatan Gilang sambil menikmati angin pantai dan langit yang indah. Gadis itu melihat ke arah Gilang dan tersenyum.

"Gilang... Kamu ngapain aja sih disini? Makan malam sudah tersedia tuh. Tim udah pada nungguin kamu, pada kelaparan tuh" ucap seorang gadis
"Iya iya, bawel banget sih" Gilang beranjak dari tempatnya dibantu oleh gadis tersebut, tetapi Gilang malah menarik gadis itu dan alhasil gadis itu terjatuh saat membantu Gilang berdiri.
"Gilangggggggggg.... Sakit tauuu" Gadis itu setengah berteriak
"Katanya mau makan, udah lapar, kok malah gantiin aku baringan disitu sih Na?"
Gilang langsung berlari meninggalkannya. Gadis itu tidak ingin kalah, dia juga langsung bangkit dan mengejar Gilang.
"Awas kamu yaaaa." Kekonyolan mereka disaksikan oleh matahari yang akhirnya kembali ke tempat peristirahatannya.
Ratna Antika adalah sahabat Gilang. Mereka sudah mulai berteman sejak mereka kecil. Keluarga Ratna dan Gilang saling mengenal, bahkan dulunya mereka sering menghabiskan waktu bersama seperti liburan keluarga, saling mengunjungi satu dengan yang lainnya.
Ratna dan Gilang juga berasal dari Universitas yang sama dan teman-teman di kampusnya juga sudah mengetahui tentang pertemanan mereka. Ratna sudah menganggap Gilang sebagai saudara kandungnya begitu juga dengan Gilang.

"Oke tim, semua sudah berkumpul disini. Sambil kita menikmati hidangan yang tersedia di meja makan, saya ingin menyampaikan sesuatu" ucap William yang memimpin tim pengajar di daerah mereka berada sekarang.
"Terimakasih untuk kita semua. Terimakasih karena kalian jiwa-jiwa muda masih memberikan perhatian kalian untuk pendidikan di Negara kita ini. Saya sangat berharap semangat ini akan tetap seperti ini sampai jiwa-jiwa muda dengan semangat seperti kalian muncul lagi. Saya sangat senang bekerja sama dengan kalian. Seperti yang telah kalian ketahui, ini adalah hari terakhir kita bisa bersama, karena saya akan melanjutkan program Doctor saya ke luar negeri bersama dengan keluarga saya. Saya memang berhenti dari pekerjaan ini, tetapi saat saya kembali lagi ke Indonesia, dan dengan ijin Tuhan saya berencana untuk ikut membantu kembali pada kegiatan ini. Meskipun kita berpisah tetapi kita tetap satu tim dan jangan sampai putus komunikasi. Untuk menggantikan posisi saya, saya meminta kesedian Gilang untuk berdiri"
"Untuk rekan-rekan, saya mohon bantuannya dengan begitu kita dapat meningkatkan kualitas pengajaran kita lagi. Terimakasih untuk Pak William yang telah memberikan saya kepercayaan. Saya pasti akan berusaha yang terbaik."
Tim serentak bertepuk tangan sebagai tanda untuk menyambut leader baru mereka.
"Saya juga memiliki satu pengumuman lagi. Kita akan kedatangan satu anggota baru. Seorang gadis cantik yang berdomisili di Jakarta. Sepertinya Ratna akan memiliki saingan baru sebagai wanita tercantik di tim kita" lanjut Pak William
Semua anggota tim ribut membicarakan gadis yang akan menjadi anggota tim mereka, maklum di tim ini hanya ada seorang gadis yang bernama Ratna dan kali ini Ratna akan terancam dari posisinya sebagai wanita tercantik.
Gilang menatap Ratna dengan jahil, Ratna hanya memasang wajah kesal untuk membalas Gilang. Tetapi tetap saja dia merasa senang, jadi dia memiliki teman yang bisa diajak 'gosip'. Ratna tersenyum, tidak sabar menunggu kehadiran gadis itu.

"Oke oke, semuanya kembali tenang. Gadis ini akan bergabung dengan tim kita mulai minggu depan. Saya sudah bertemu dengan dia sebelumnya, dan menurut saya dia cantik"
Sontak semua anggota tim kembali bersorak, terutama untuk anggota laki-laki, tetapi Gilang hanya tersenyum.
"Baiklah, sekian pengumuman dari saya. Mari kita menikmati hidangan lezat yang ada di hadapan kalian sepuasnya. Kita berpesta. Cheers....." ucap William sambil mengangkat gelasnya diikuti dengan anggota lainnya.

16 + 9 = 25 ...(2)

Bintang kembali memegang pundaknya yang terkena pukulan Tika. "Sakit banget sih pukulan tuh anak."
Tika beranjak dari tempatnya dan kembali ke kamar meletakkan tas yang berisi perkakas untuk membantu dirinya selama berada di kantor.
Besok adalah hari terindah untuk seluruh pekerja yang bekerja hanya lima hari dalam seminggu tidak terkecuali untuk Tika. Tika mengeluarkan benda segiempat berwarna putih dan membuka akun blogspot miliknya dan mulai untuk merangkai kalimat untuk mengawali ceritanya.

Lewat blogspot miliknya,Tika sedikit banyak mencurahkan  hal yang dia rasakan selama menjalani setiap detik yang ia punya.

"Ada beberapa hal indah di dunia ini yang memang belum waktunya menjadi milik kita tetapi setiap hembusan nafas kita adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan secara cuma-cuma. Hadiah terindah itulah yang seharusnya mengingatkan kita umat manusia untuk selalu bersyukur kepadaNya tidak terkecuali untukku. Aku juga punya kado terindah lainnya. Kado itu adalah orangtua yang sangat menyayangiku dengan segenap hati dan jiwa yang membuatku dapat masuk ke dalam satu komunitas yaitu 'KELUARGA'. Hadiah itu semakin lengkap dengan dibungkus oleh kotak dan pita yang sangat indah yaitu seorang kakak ataupun adik. Aku sangat merindukan kalian.
Aku masih menunggu kado lainnya Tuhan :)" 16

Tika menutup blogspotnya dan memutar sebuah lagu.

**

"Kak Gilaaaaaannnggggg......" teriak beberapa anak kecil yang berlomba untuk memeluk laki laki yang sepertinya sudah sangat lama dinantikan oleh anak anak tersebut.
Anak-anak itu memeluknya dengan sangat bahagia sedangkan laki laki yang bernama Gilang Pratmo itu membungkukkan tubuhnya dan berusaha untuk merangkul semua anak tersebut sambil tertawa bahagia.
Gilang Pratmo adalah salah satu mahasiswa di sebuah Universitas terkenal di Jakarta dan kerap sekali mengisi waktu libur kuliahnya dengan mengikuti sebuah program Menteri Pendidikan yang mencari orang-orang yang bersedia memberikan tenaganya untuk membantu setiap anak yang belum merasakan pendidikan. Daerah yang menjadi tempatnya membantu adalah Maluku. Gilang memang seorang jiwa muda yang menaruh perhatian terhadap pendidikan di Indonesia.
"Halo adik-adik. Apa kabar semuanya?"
"Luar biasa kak Gilaaaannnggggg...." sontak semua anak menjawab dengan sangat antusias sambil memberikan senyuman lebar mereka.
Melihat senyuman anak-anak itu, Gilang sangat bahagia yang membuat gigi rapinya terlihat semua.
"Baiklah, kita mulai pelajaran kita ya. Seperti biasanya, siapa yang berhasil menjawab pertanyaan kakak di akhir kelas kita nanti, akan ada hadiah" Gilang memulai penjelasannya tentang pelajaran Matematika.

Program yang diikuti Gilang adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan untuk anak-anak daerah yang sama sekali belum mendapatkan pendidikan dasar. Para pengajar yang tergabung adalah kalangan muda dari berbagai jurusan, sehingga tidak ada batasan untuk menjadi pengajar muda yang ingin membantu pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

"Kak Gilang, terimakasih untuk hadiahnya" tiba-tiba seorang gadis dengan senyuman manis muncul dari balik punggung Gilang.
Gilang yang sedang menikmati angin sore sebuah pantai yang terletak tepat di tempat dia mengajar. Gilang meletakkan gadis kecil itu di pangkuannya. "Sama-sama gadis manis. Permennya enak tidak? Kamu harus lebih rajin lagi belajarnya ya. Supaya gede nanti bisa beli permen lebih buuaannyaaaaakkk lagi" ucap Gilang sambil memegang kepala gadis kecil itu.
"Nanti kalau aku udah gede, aku bakalan kasih permen yang paling banyak ke kak Gilang, karena kak Gilang itu baik."balas gadis itu sambil berlari kecil meninggalkan Gilang.

Gilang tersenyum dan mengambil catatan yg berada di sampingnya dan sebuah pena dengan ukiran indah. Gilang membuka catatannya dan mulai menuliskan sesuatu.

"Tersenyum memiliki banyak arti. Tersenyum bisa mewakilkan kepalsuan dan ketulusan. Tergantung setiap orang akan memilih senyuman kepalsuan atau senyuman ketulusan itu sendiri. Tapi di tempat ini, aku memilih untuk memberikan senyuman ketulusan karena aku juga memperoleh senyuman tulus . Senyuman dari setiap hati anak anak yang dengan tulus mereka ungkapkan. Senyuman itu yang membuatku belajar artinya ketulusan. 09"

Sunday 3 January 2016

superman dan superwoman

"Bu, tas Dian ada dimana ya Bu? Perasaan kemarin Dian letak di kamar deh." teriak Dian sambil mondar-mandir mencari tasnya yang entah bersembunyi dimana.
Terdengar teriakan lain dengan nada yang lebih tinggi dari seorang anak yang berumur 8 tahun "Ibu, buku gambarnya Tio dimana?".
"Kemarin kan baru dibeli sama kakak, coba deh lihat lagi Nak." Ibu balas berteriak sambil beradu dengan waktu untuk menyiapkan sarapan anak-anaknya sebelum berangkat ke sekolah.
"Bu, bantuin Dian dong Bu. Dian udah telat nih Bu", teriakan Dian semakin kencang karena jarum jam yang menempel manis di dinding sudah menunjukkan angka 7 diikuti dengan jarum menitnya di angka 4.
"Aduh Dian, kamu kebiasaan sih naruh barang sembarangan. Kalau kayak gini kan semuanya jadi repot." omel Ibunya, Ratna, sambil mempercepat gerakannya memindahkan semua menu makanan ke atas meja makan.
"Dian, ini tas kamu. Kemarin kamu tidur di lantai lagi ya? Tuh kan kebiasaan."
Dian memang memiliki kebiasaan tidur di lantai sambil melakukan pekerjaannya di malam hari dengan begitu hawa dingin bisa dengan leluasa mengalir ke tubuhnya dan membuatnya lebih nyaman untuk mengerjakan pekerjaannya.
"Yey, Ibu makasih ya. Akhirnya, ketemu juga"
"Ibu, Tio gak nemu buku gambarnya. Ibu bantuin Tio juga dong Bu" rengek Tio yang dari tadi tak menemukan buku gambarnya.
"Bu, Dian berangkat ya" teriak Dian yang sudah mempersiapkan motor kesayangannya yang selalu menemaninya berangkat ke sekolah.
Ibu yang sedang membantu Tio mencari buku langsung menghentikan aktivitasnya sejenak. "Dian, kamu kan belum sarapan. Ibu udah masak loh. Sarapan dulu dong sayang."
"Aduh Bu, Dian udah telat banget nih. Gak sempat lagi buat sarapan. Ntar Dian sarapan di kantin sekolah aja deh Bu" balas Dian sambil menghidupkan mesin motornya.
Tepat sebelum Dian menginjak pedal gas untuk pergi, Ibu sudah berada di belakang Dian dan memasukkan sebuah kotak yang berisi nasi dan lauk yang membuat perut siapapun yang mencium aromanya akan berteriak minta tolong untuk diisi oleh makanan lezat itu.
"Di dalam kotak ini sudah ada nasi lengkap dengan lauk dan sayurnya. Jangan lupa dimakan ya sayang." ucap Ibu sambil tersenyum lembut kepada Dian
"Ibuuuu..." teriak Tio dan Ibu langsung menyudahi percakapannya dengan Dian.
"Yaudah Di, pergi sana. Hati-hati ya Di."
"Iya Bu, makasih ya Bu" Dian menyalam Ibunya dan menginjak pedal gas motornya.

Aktivitas seperti inilah yang mengisi pagi Ratna, Ibu dengan dua anak, yaitu Dian dan Tio. Ratna adalah seorang single parent. Status tersebut menjadi miliknya sekitar 16 tahun yang lalu saat Dian masih berumur 2 tahun dan adiknya yang masih dalam kandungan. Suami Ratna meninggal dalam tugasnya sebagai seorang pilot dalam penerbangannya yang ke-10 dengan rute Jakarta - Medan. Kecelakaan naas itulah yang memisahkan Ratna dan anak-anaknya dari suaminya, hingga harus berjuang sendiri untuk mengurus kedua anak yang sudah dititipkan Tuhan baginya.

***

Tepat saat Dian memarkirkan motornya dengan rapi di parkiran yang tidak jauh dari sekolahnya, bel tanda kegiatan sekolah akan dimulai membuat semua siswa yang masih berada di luar gerbang berlari sekuat tenaga untuk mencapai gerbang sebelum tertutup rapat tanpa menyediakan celah untuk bisa mengikuti pelajaran. Untungnya Dian dengan tubuh mungilnya berhasil menembus gerbang yang hampir saja tertutup.
Kelas XII IPA 4 adalah kelas yang selalu riuh dengan celotehan-celotehan ala siswa SMA. Ada yang sedang serius menyalin pekerjaan rumah temannya, ada yang sedang bergosip ala Ibu-Ibu dan ada yang sedang memperbaiki dandanannya agar tetap terlihat kece. Dian duduk bersama dengan seseorang yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP.
"Selamat pagi anak-anak." Pak Frans adalah guru Bahasa Indonesia, yang termasuk guru yang dicap aneh oleh murid-muridnya. Pak Frans dengan postur tubuhnya yang lumayan besar dan tinggi dilengkapi dengan kacamata besar dan tebal yang membingkai matanya dan tidak pernah absen dalam membawa kayu berukuran 30 cm sebagai senjata untuk menghadapi siswa yang nakal.
"Hari ini topik yang akan kita bahas adalah bercerita. Kalian pasti punya cerita berdasarkan pengalaman hidup kalian, benar bukan? Oleh karena itu, untuk melengkapi topik kita hari ini, saya menugaskan kalian semua untuk membuat sebuah cerita yang akan dikumpulkan lusa. Untuk cerita terbaik akan diberikan sebuah apresiasi dengan membacakan cerita hasil karangannya pada saat pembagian rapor sekaligus pengumuman kelulusan kalian di tanggal 23 Desember nantinya. Topik yang akan menjadi cerita kalian adalah Ayah".
Mendengar 1 kata itu diucapkan, Dian terkejut serasa waktu yang ada sekarang sedang berhenti untuk beberapa detik dan membuatnya kembali keenam belas tahun yang lalu. Waktu yang amat sangat singkat untuk berada di pelukan Ayahnya. Ayah yang selalu dirindukannya sampai detik ini.
"Dian, kamu gak apa apa kan?" tanya Rika, sahabatnya, sambil menyentuh tangannya.
"Aku gak apa apa kok Rik" ucap Dian dengan menyunggingkan sebuah senyuman yang Rika tahu itu adalah senyuman pahit dari sahabatnya yang tidak tahu bagaimana mendeskripsikan sosok Ayah yang dimilikinya. 

***

Sesampainya di rumah, Dian mengucapkan salam kepada Ibunya dengan tidak bersemangat dan langsung masuk ke dalam kamar.  Melihat itu Ibunya heran dan langsung menghampiri putri sulungnya itu.
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa wajah kamu murung begitu? Apa ada masalah di sekolah?"
Dian langsung memeluk Ibunya dengan sangat erat dan setetes air mata jatuh tepat di leher Ibunya. "Dian kangen Ayah Bu. Dian pengen banget ketemu Ayah".
Ratna balas memeluk Dian lebih erat lagi. Dia tidak dapat membendung air mata yang memaksa untuk keluar. "Ibu juga kangen sama Ayah kamu, Nak. Tapi percayalah dia selalu ada bersama kita, di hati kita" . Ibu dan anak ini larut dalam kenangan mereka terhadap sosok pria yang sangat mereka rindukan.
Keesokan paginya, dengan mata yang masih sembab, Dian mencoba memfokuskan matanya terhadap angka-angka yang ada pada jam dinding.
"Masih jam 6.15 ternyata" ucap Dian dalam hati sambil berusaha mengangkat tubuhnya untuk beranjak dari tempat tidur. Dian mendapati Ibunya sedang menyiapkan sarapan pagi. Ibu yang selalu berada di sampingnya dan Tio dalam keadaan apapun. Tiba-tiba dia teringat tugas yang diberikan oleh Pak Frans dan idenya muncul begitu saja. Dian memeluk Ibunya sambil mengucapkan selamat pagi dan terima kasih. Ibunya hanya tersenyum sambil mengusap rambut Dian.
"Siap-siap sana, bangunin adik kamu juga ya Di".
 "Oke deh Bu. Tioooo, ayo bangun. Siap-siap ke sekolah".

****
Disinilah Dian, di lantai kamarnya sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Frans. Setiap kata-kata yang ia tuliskan dengan penanya, ia keluarkan dari hatinya yang paling dalam hingga akhirnya sampai pada tanda baca titik yang terakhir sebagai tanda untuk menyudahi pekerjaannya dan akan diserahkan kepada Pak Frans besok.

****

Bel berbunyi sebagai tanda setiap guru wajib menyudahi proses belajar mengajarnya dan membiarkan muridnya untuk kembali ke rumah. Tetapi sebelumnya, Pak Frans ingin memberitahukan hasil dari cerita yang sudah dibuat oleh murid-muridnya. Ternyata yang terpilih sebagai cerita terbaik adalah cerita milik Dian. Semua murid XII IPA 4 memberikan tepuk tangan yang meriah yang ditujukan kepad Dian sebagai bentuk apresiasi dari usaha terbaiknya.
Dian tersenyum bahagia dan berbicara dalam hati "Terima kasih banyak Bu".

*****

Kalender menunjukkan tanggal 23 Desember, hari dimana di aula SMA Airlangga akan dibagikan hasil pembelajaran setiap muridnya selama semester genap berjalan dan untuk kelas XII akan menerima hasil akhir sekolah mereka selama 3 tahun ini, apakah lulus atau tidak. Pada acara ini, SMA Airlangga mengundang orangtua dari setiap murid kelas XII. Pada hari ini juga, Dian akan membacakan cerita yang sudah ditulisnya dengan sungguh-sungguh untuk seseorang yang benar benar disayanginya.
Setelah pengumuman kelulusan mereka, sampailah di saat Pak Frans memanggil nama Dian untuk mempersembahkan sebuah cerita hasil karyanya sendiri.
"Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bisa membacakan cerita yang telah saya buat. Cerita ini terinspirasi dari seseorang yang sangat saya hormati, saya kagumi, saya sayangi. Orang yang selalu ada buat saya, yaitu Ibu saya" ucap Dian sebagai kata-kata pengantar yang membuat seorang wanita tersenyum haru melihat putrinya berada di atas panggung. Dian mulai membaca cerita yang dibuat olehnya.

Ayah, saat satu kata itu diucapkan ingatanku akan kembali membawaku kedelapanbelas tahun yang lalu. Sampai aku berumur 2 tahun aku masih bisa merasakan kehangatan dari seorang Ayah, tapi ingatan akan kehangatan itu sekarang samar mengisi pikiranku. Dia telah pergi meninggalkan kami, orang-orang yang sangat menyayanginya, orang-orang yang masih sangat membutuhkannya, orang-orang yang akan selalu merindukannya. Aku sangat yakin sekarang dia berada di samping Tuhan sambil tersenyum karena mengetahui dia sedang digosipin oleh putrinya sendiri. Meskipun dia sudah berada di tempat yang sangat jauh, ada seorang malaikat yang diutus Tuhan untuk berada di sampingku dan adikku. Aku memanggilnya Ibu.

Seorang wanita luar biasa yang sudah kehilangan sebagian dari jiwanya, yaitu Ayahku. Dia pasti sangat sedih, tapi dia tak pernah melupakan kami anak-anaknya. Dia tetap berjuang untuk merawat kami dengan kasih sayang tulus darinya. Dia selalu mengucapkan nama kami anak-anaknya di setiap doa yang dia panjatkan kepada Tuhan.
"Ibu, aku sangat merindukan Ayah, aku sangat ingin bertemu dengannya." ucapku dengan isak tangis. Ibu langsung memelukku dengan amat sangat erat, pelukan yang sangat hangat, pelukan yang mengobati rasa rinduku dengan Ayah dan dari pelukan itu aku merasakan bahwa Ibu juga sangat merindukan Ayah .
Ya, dia adalah Ayah untukku. Ayah yang akan selalu melindungi anak-anaknya dengan tangan kuatnya. Ayah yang selalu memarahi anaknya jika memang pantas untuk dimarahi. Ayah yang akan menangis diam-diam setelah memarahi anak-anaknya. Ibu adalah Ayah bagiku, Ibuku adalah seorang superwoman dan superman. Ibu yang luar biasa yang selalu menjaga kami seorang diri sampai detik ini hingga kami bisa menjadi anak-anak yang baik.
Terimakasih untuk setiap kasih sayang yang kau berikan padaku. Terimakasih untuk setiap pelukan hangat yang membuatku tenang. Terimakasih untuk setiap doa yang kau panjatkan kepada Tuhan untukku Bu. Tulusnya kasih sayangmu tidak akan mampu untuk kubalas Bu. Aku tidak akan menjadi seperti sekarang tanpa dukungan darimu, tanpa pengorbanan darimu. Semuanya karena kasih sayang tulus yang kau curahkan padaku. Tuhan, terimakasih karena telah menitipkan malaikatmu untuk tinggal di sampingku. Terimakasih untuk rumah yang kau berikan padaku untuk tempatku tinggal di dunia ini. Aku menitipkan malaikatku ini kepadaMu Tuhan. Lindungilah Ibuku, berikan kepadanya umur yang panjang. Apapun yang sedang dilakukannya dan dimanapun dia berada tetap berkati dia. Selalu bisikkan kepadanya bahwa kami amat sangat menyayanginya.
Ayah, kami sangat merindukanmu. Tapi kami tahu bahwa kau akan selalu berada dekat dengan kami, yaitu di hati kami. Begitulah kata-kata Ibu kepada kami Yah.

Ibu, terimakasih telah bersedia untuk menjadi malaikat kami di dunia ini, terimakasih telah menjadi rumah , terimakasih juga telah menjadi superwoman dan superman untuk kami, anak-anakmu.